infobombana.com

Informasi Terkini dan Inspirasi

SMAN 03 Bombana Raih Predikat Terbaik Pendidikan Literasi Se-Indonesia

Jamil infobombana.com
SMAN 03 Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) mendapatkan predikat terbaik dalam pengembangan literasi sekolah.

INFOBOMBANA.COM, RUMBIA Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 03, Kabupaten Bombana berhasil meraih predikat terbaik dalam pengembangan pendidikan literasi sekolah se-Indonesia. Pemilaian tersebut dikeluarkan oleh agen literasi Indonesia sekaligus menganugrahkan penghargaan kepada SMAN 03 Bombana di panggung literasi Indonesia yang dihelat di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara.

Acara penganugerahan itu dihadiri oleh seluruh perwakilan SLTA se-Indonesia. Sementara SMAN 03 Bombana menjadi salah satu dari tiga sekolah yang mendapatkan penghargaan itu, yakni SMAN 03 Bombana dengan raihan juara I (satu) , SMAN 4 Kendari meraih juara II (dua), dan juara III (tiga) diraih oleh salah satu SMA Negeri yang ada di Kota Manado.

SMAN 03 Bombana tampil gemilang di Panggung literasi Nasioanal menerima penghargaan predikat terbaik dalam pengembangan literasi sekolah Se-Indonesia di Kota Manado, Sulawesi Utara

Kepala SMAN 03 Bombana, Yakob Simson mengatakan bahwa prestasi gemilang yang diraih saat ini merupakan hasil dari kerja keras tim literasi di internal sekolah yang ia nahkodai saat ini. Dimana, SMAN 03 atau yang dikenal dengan besutan SMANTIB Bombana ini masuk dalam daftar tiga sekolah dengan nominasi terbaik atau juara umum dalam pengembangan literasi

“Berkat semangat tinggi yang dimiliki siswa dan kekompakan tim literasi di internal sekolah ini, Smantib Bombana mampu bangkit dari ketertinggalan sejak setahun terakhir dan berhasil mendapatkan predikat baik di kancah Nasional,” cetus Yakob simson saat ditemui sejumlah Awak Media, Rabu (22/5/2024)

Olehnya itu, Yakob berharap sekolah yang kini ia pimpin saat ini bisa menjadi sekolah terdepan dalam aktivitas dan kegiatan berliterasi. Sebab, fokus dari kegiatan pembelajaran di kurikulum Merdeka Belajar terdapat tiga aspek yang perlu digenjot yakni Literasi, Numerasi dan karakter yang mengedepankan profil Pancasila.

“Berdasarkan hasil penilaian pendidikan literasi kami dalam rapor tahun lalu, itu perlu diintervensi literasinya. Sebab, hasil rapor literasi kami berada di posisi bawah, dan ada kriteria pemilaian yakni bawah, sedang dan atas, dan saat itu harapan kami bisa berada dalam posisi optimal,” ungkap Yakob.

Atas kondisi tersebut lanjut Yakob Simson, maka pihaknya melakukan berbagai macam kegiatan untuk mendukung kegiatan literasi yang diinisiasi oleh para guru yang tergabung dalam tim literasi sekolah. Hasilnya, proses literasi di sekolah itu naik signifikan dan mampu mencapai lebih dari 40 digit.

Jenis-jenis buku hasil karya anak SMA N 03 Bombana

Yakob menjelaskan, gunu mendukung peningkatan literasi di sekolah tersebut, pihaknya menyediakan sarana dan prasarana seperti buku fiksi dan non fiksi yang disediakan di perpustakaan. Pihak Smantig Bombana juga bekerjasama dengan mitra di luar negeri yaitu Negara Australia dalam program Teach In A Book (TAB).

“Selain penyediaan buku-buku fiksi dan non fiksi, kita diberikan server oleh mitra di Australia. Dalam server ini sudah menampung puluhan juta buku yang siswa dapat akses secara digital. Server ini juga hanya bisa diakses di lingkungan sekolah ini,” terangnya.

Selain itu, pihak Smantib Bombana menyediakan ruang-ruang baca seperti Gazebo yang dibangun di halaman sekolah. Disana kata Yakob, para pelajar bisa secara santai memanfaatkan ruang-ruang tersebut untuk berliterasi dengan tulisan atau literasi gambar,

“Ada juga program menulis siswa kemarin kita dapatkan siswa penulis sebanyak 150 anak dan berdasarkan predikat nasional SMAN 03 Bombana mendapatkan gelar sekolah aktif,” tutur Yakob.

Baca juga:

Kisah Inspirasi: Membeli Waktu Demi Kasih Sayang Ayah

Selanjutnya, para siswa di sekolah tersebut membuat buku dengan standar nasional QRCBN dan hasil karya siswa muncul dan telah diarsipkan di Perpustakaan nasional.

Yakob juga bilang, buku yang diterbitkan oleh Smantib Bombana bukan hanya bersumber dari siswa, namun guru juga ikut menulis. Artinya, dalam buku itu telah tersaji tulisan dari beberapa siswa, kisah satu siswa tertuang dalam satu bab, dan guru mengambil peran untuk mengisi bab lainya. Pembuatan buku juga menjadi kewajiban bagi siswa saat bersekolah di Smantib Bkmbana.

“Makanya sekolah kami saat ini menerapkan pendidikan literasi 1.3 yang ditafsirkan 1 buku diselesaikan dalam tiga tahun masa sekolah,” ungkapnya.

Secara teknis, Tim Literasi SMAN 03 Bombana, Marwati menjelaskan bahwa keberhasilan SMAN 03 Bombana dalam meraih predikat baik di kancah nasional itu tidak mudah. Hanya ada tiga sekolah se-Indonesia yang mendapatkan predikat baik oleh agen literasi Indonesia di panggung literasi nasional yang digelar di Kota Manado.

“Penghargaan ini membangkitkan semangat kami untuk terus berkarya mengembangkan literasi di sekolah ini, ” terang Marwati mengawali pembicaraannya dihadapan sejumlah awak media di Bombana, Rabu (22/5/2024).

Meskipun ia bukan ahli bahasa, tapi sebagai tim literasi di sekolah itu, Marwati ternyata memiliki keahlian dalam membangkitkan semangat siswa untuk terus belajar. Bukan hanya pintar membimbing siswa dalam kapasitasnya sebagai guru bimbingan konseling alias BK, tapi juga mahir dalam mengembangkan pengetahuan literasi bagi kalangan pelajar.

Berbagai upaya telah dilakukan tim literasi demi menarik minat belajar siswa untuk berkarya lewat sebuah tulisan. Contoh kecilnya adalah pendekatan persuasif ke kalangan siswa, dan melalui program pendidikan literasi tersebut, siswa dibimbing untuk membuat karya tulis dengan karakteristik tulisan yang menarik dan sistematis.

Taman baca SMAN 03 Bombana

Hasilnya, sekolah yang berlokasi di Kecamatan Rumbia, Ibukota Bombana ini telah mampu menciptakan lebih dari 300 buku dengan tampilan buku yang didesain modern. Kemudian judul buku dikemas sesingkat mungkin, namun memiliki makna filosofi yang mendalam dan pastinya akan membuat penasaran para khalayak. Belum lagi soal penulis dan isi tulisan yang diserap dari kolaborasi siswa dan guru, termasuk kepala sekolah yang turut mendukung nilai-nilai estetika dan kompleksitas sebuah buku yang di produksi.

Lanjut Marwati, adapun judul-judul buku yang telah dicetak sekolah ini antara lain, Galaxy Asa, Pohon Harapan dan Aksara Bumi Anoa. Tiga buku ini tergolong cukup menarik untuk dibaca. Disamping itu, mayoritas penulis di buku-buku tersebut datangnya dari siswa yang masih aktif dan juga para pelajar berstatus alumni.

Baca juga: Memori Indah Hukum Newton Tiga

Pengembangan literasi belajar di era kurikulum Merdeka Belajar saat ini membuat Marwati dan seluruh guru serta unsur pimpinan di sekolah itu termotivasi untuk benar-benar serius mendorong para peserta didik dalam menampilkan yang terbaik lewat karya tulis. Sehingga dengan sendirinya siswa terinspirasi dan perlahan merasakan sensasi dalam berkarya.

Melalui bimbingan kuat dan motivasi “Satu Buku Satu Siswa” selama menganyam pendidikan dibangku SMA tersebut, kini membuahkan prestasi gemilang. Sekolah ini mampu mewakili Sultra di tingkat nasional.

“Yang membaca belum tentu bisa menulis, tapi yang menulis sudah pasti bisa membaca, karena kenapa? apa yang bisa kita tulis kalau tidak pernah membaca. Bukan hanya saat membuka buku lantas kita bilang sudah membaca, tapi berkunjung ditempat wisata, membaca lingkungan dan keadaan sekitar dan juga menonton atau melihat sesuatu secara visual tentu akan menjadi inspirasi atau bahan yang bisa membuahkan sebuah karya tulisan,” tuturnya.

Menurut Marwati, motivasi inilah yang kerap ditekankan bagi para pelajar untuk mampu berekspresi dan berkarya. Meski begitu, ia mengakui dirinya masih banyak kekurangan dalam aspek pembelajaran di sekolah tersebut. Dirinya bahkan merasa ikhlas dengan segala tantangan yang dihadapi dalam proses pengembangan pendidikan literasi bagi kalangan siswa. Yang terpenting baginya ialah bagaimana SMAN 03 Bombana bisa menjadi sekolah favorit berprestasi dan mampu lebih unggul dari sekolah lain.

Ditanya soal metode khusus dalam mengembangkan kemampuan menulis siswa, Marwati menjelaskan bahwa tekniknya tidak mudah. Sebab, guru harus mampu melihat segala aspek saat mengarahkan siswa untuk berliterasi. Mulai dari faktor kesabaran hingga rasa nyaman siswa untuk bisa menemukan ide-ide dalam membuat karya tulis.

“Yang namanya menuangkan ide itu harus lebih spesifik, makanya kita tentukan genre-nya. Artinya siswa diberikan pilihan sesuai dengan kriterianya supaya otak siswa tidak buyar saat menulis, kita persempit lagi wilayahnya supaya memudahkan mereka untuk menuangkan ide-idenya saat menulis, ” ujar Marwati.

Marwati juga menyebutkan tentang karakter siswa yang bervariasi. Dari sekian banyak pelajar dengan karakter berbeda-beda, Marwati tidak menjadikan hal itu sebagai penghalang.

“Cara kami adalah memberikan pemahaman dengan tidak hentinya menyampaikan ke siswa tentang tujuan dan manfaat dalam membuat karya tulis. Disisi lain juga SMAN 03 Bombana menjadikan pendidikan literasi sekolah sebagai ajang untuk mencerdaskan para pelajar, dan semua siswa akan terbiasa. Ini juga boleh dikata menjadi kewajiban bagi siswa, karena setiap siswa yang akan tamat dari sekolah ini diharuskan membuat 1 buah buku,” terang Marwati.

Marwati menambahkan tentang asas manfaat dari pengembangan literasi sekolah. Kata dia, melalui literasi sekolah itu minat baca siswa akan semakin maju dan tentunya peroustakaan daerah akan ramai dikunjungi kalangan pelajar.

” Mau tidak mau minat baca mereka akan naik dan bisa memanfaatkan perpustakaan daerah untuk mencari referensi tulisan. Bagaimana caranya mereka bisa menyusun sebuah karya tulis jika tidak membaca,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini