Misteri Sosok “Kuda Hitam” di Pilkada Bombana 2024
INFOBOMBANA.COM, PILKADA– Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Tahun 2024, saat ini mulai ramai dibahas warga seantero jagad. Tidak bisa dipungkiri, karena tahun ini merupakan momentum pesta demokrasi untuk menentukan siapa pemimpin yang berkompeten dan menjadi pilihan rakyat.
Salah satunya di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Konstalasi politik menjelang Pilkada di daerah ini boleh dikata cukup hangat. Sehingga, jika kita ingin membahas soal politik, cukup menarik untuk dikaji.
Pembahasan soal Pilkada di daerah itu, bisa kita jumpai di sejumlah Warkop yang ada di ibukota Bombana yaitu di wilayah Kacamatan Rumbia. Ada Warkop Lampusui, Warkop Cofee Soon dan beberapa Warkop yang ada di lingkungan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Eks pelataran MTQ.
Tapi ada satu Warkop yang kerap menjadi tempat berkumpulnya para elit politik, tokoh masyarakat dan lain sebagainya. Siapa lagi kalau bukan Warkop Coffee Soon. Para elit politik menjadikan tempat ini sebagai wahana paling teebaik dan bikin nyaman jika membahas soal isu hangat, terutama soal politik.
Di ajang Pilkada Bombana 2024, tak sedikit dari warga yang menginginkan perubahan. Sehingga, pembahasan politik kerap menjadi isu menarik untuk dibahas. Tidak saja hangat di wilayah perkotaan, namun memanas hingga ke pelosok desa. Dengan maraknya warga yang menginginkan perubahan, sehingga menjadi pemicu atas maraknya figur calon pemimpin baru yang siap bertarung pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bombana.
Belum lagi dengan nihilnya petarung Incumbent atau calon petahana yang bakalan ikut menjadi kontestan. Di momen Pilkada kali ini para figur berdatangan dari ragam latar belakang, mulai dari ASN, Kader Partai politik (Parpol) , Bintang senayan (DPD RI) , Politisi handal dari wilayah parlemen, Pengusaha, Medis, dan Akademisi.
Dari kurang lebih 10 bursa calon Bupati di daerah ini, tak sedikit juga warga yang menanyakan siapa sosok “Kuda Hitam” di balik ramainya calon kontestan di Pilkada kali ini. Kemungkinan besar di kalangan politisi sudah pasti tahu siapa sosok itu, tapi di kalangan birokrasi dan masyarakat umum tentu sulit untuk menebak. Sebab, ada banyak pendatang baru yang didalamnya telah ada dua pasang calon perseorangam.
Ada sekitar 14 bakal calon Bupati (Bacabup) yang terpajang ramai di baleho yang ada disudut-sudut jalan. Mereka adalah Burhanuddin, Andi Nirwana Sebbu, Andi Muhammad Khaekal, Arsyad, Andi Firman, Andi Wawan, Sahrun Gaus, Irda Siswanto, Sitti Saleha, Abadi Makmur-Ridwan, Idamanta (Idris Hayang-Herman Tajuddin), Marsasmita, Faisal Banong, Hasrat, Johan Salim serta Kasra Jaru Munara.
Diantara semua bakal calon diluar calon perseorangan, saat ini mereka tengah berusaha mendapatkan pintu melalui 8 Parpol yang melenggang ke kursi parlemen di ajang Pilcaleg 14 Februari lalu.
Masing-masing dari petarung saling mengklaim bakal mendapat pintu ini dan itu. Namun, yang ditunggu adalah rekomendasi partai yang tentunya akan didapatkan melalui beberapa cara, yakni melalui modal pertemanan, sebagai kader partai maupun melalui pertarungan mahar.
Jika ditelusuri lebih jauh, memang sudah ada Parpol yang memberikan rekomendasi kepada salah satu bakal calon dan ia adalah partai besutan Cak Imin yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sementara partai lainnya masih dalam bayang-bayang, termasuk Partai Gerindra selaku partai penguasa.
Diantara maraknya figur calon pemimpin Bombana di Pilkada saat ini cukup rumit untuk ditentukan siapa yang berpotensi tampil sebagai poros tengah. Memang sudah ada beberapa survey yang masih bersifat fluktuatif. Ada sejumlah figur yang digadang-gadang menjadi calon kuat dan terkuat serta mereka sudah cukup familiar di tengah masyarakat.
Ada Burhanuddin yang telah menjabat sebagai Penjabat Bupati Bombana tahun 2022-2023. Kemudian ada Andi Nirwana Sebbu yang juga merupakan istri mantan Bupati Bombana Tafdil dua periode. Andi Nirwana juga telah bertarung di wilayah non partai hingga melenggang ke senayan sebagai Anggota DPD-RI Dapil Sultra 2019-2024. Ada Andi Muahammad Khaekal putera mantan Bupati Bombana, Atikurahman yang juga diperhitungkan bakal menjadi figur kuat di Pilkada Bombana.
Adapula Arsyad yang kini menjabat sebagai Ketua DPRD Bombana 2019-2024, sosok anak kampung yang paling digandrungi warga dengan sikap rendah hatinya. Lalu, ada Andi Firman mantan Ketua DPRD 2014-2019 yang juga memiliki tekad kuat untuk bertarung di pemilihan Bupati-Wakil Bupati Bombana 2024. Andi Firman saat ini masih berstatus anggota dewan yang menjabat sebagai wakil ketua Bappemperda DPRD Bombana. Jika dianalisa, sosok Andi Firman memang pantas untuk mencalonkan diri sebagai calon Bupati Bombana. Jika dilirik sesaat, mungkin kita akan berfikir bahwa ia tidak punya lantai kuat untuk bertahan. Tapi tunggu dulu, calon yang satu ini bisa jadi berpotensi mendapat julukan kuda hitam khusus di Pilkada ini. Sebab, tak banyak yang tahu segala pergerakannya memainkan bidak catur politik dan yang tahu lika-liku politiknya hanyalah orang-orang tetdekatnya.
Disisi lain, ada Sahrun Gaus yang merupakan salah satu tokoh pemekaran Kabupaten Bombana. Calon kandidat ini merupakan politisi cukup senior yang juga cukup tangguh. Ia terlahir dari rahim organisasi yang membentuk karakternya hingga menjadi sosok cerdas dan layak memimpin Bombana. Disisi lain, Ada pula Faisal Banong yang kini diklaim berada di kubu Partai Gerindra selaku partai pemenang di ajang Pillres 2024. Artinya, siapapun diantara bakal calon yang mendapat restu dari Gerindra, maka ia berada di zona cukup aman.
Lalu, siapakah diantara beberapa figur ini yang mampu bergerak sebagai poros tengah diantara Burhanuddin, Andi Nirwana dan Khaekal. Mungkinkah Arsyad, Andi Firman, Sahrun Gaus atau Faisal Banong? Semuanya adalah figur petarung yang memiliki potensi merebut hati rakyat dengan cara masing-masing.
Jadi, untuk menentukan siapa sang “Kuda Hitam” di ajang Pilkada Bombana saat ini cukup rumit dan masih menjadi misteri. Sebab, hadirnya kuda hitam di ranah pertarungan dianggap cukup berbahahya dengan segala upaya pergerakan misterius. Sehingga pada akhirnya sang Kuda Hitam berpotensi melambung ke garis terdepan malampaui para calon kuat.
Istilah Kuda Hitam menurut para ahli politik, salah satunya ialah Michael Lee yang merupakan penulis Analisis Kebijakan Publik mengatakan bahwa, sosok Kuda Hitam adalah orang atau benda yang sebelumnya kurang dikenal, namun menjadi menonjol dalam suatu situasi, terutama dalam kompetisi yang melibatkan banyak rival, atau kontestan yang diatas kertas kemungkinan besar tidak akan berhasil, namun bisa saja mungkin.
Dalam politik, kandidat kuda hitam adalah kandidat yang sama sekali tidak diketahui pergerakannya dan banyak kalangan yang akan merasa bahwa kandidat itu tak akan mungkin menang karena satu dan lain hal. Meski begitu sosok kuda hitam tersebut mungkin akan berpeluang menang jika ada yang menghalanginya (*)
2 Komentar